Waspadai akrilamida, zat berbahaya pemicu kanker di makanan harian

3 days ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta (ANTARA) - Tahukah Anda kalau makanan yang sering kita konsumsi sehari-hari, seperti kentang goreng, roti panggang, atau kopi, bisa mengandung zat bernama akrilamida?

Zat ini terbentuk secara alami saat bahan makanan yang kaya karbohidrat dimasak pada suhu tinggi, seperti digoreng, dipanggang, atau dibakar. Meski tidak berbau dan tak terlihat, akrilamida bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa paparan akrilamida dalam jangka panjang berpotensi meningkatkan risiko gangguan saraf hingga kanker. Lalu, sebenarnya apa itu akrilamida dan apa dampak bahaya dari mengonsumsi-nya dengan jumlah yang banyak? Simak ulasannya berikut ini, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Mengenal akrilamida

Akrilamida, atau dikenal juga sebagai amida akrilat, merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul C₃H₅NO. Zat ini berbentuk kristal padat yang tidak berwarna, tidak berbau, dan mudah larut dalam air.

Secara umum, akrilamida banyak dimanfaatkan dalam industri, terutama untuk pembuatan polimer dan berbagai produk turunan lainnya. Namun, tanpa disadari, senyawa ini juga dapat terbentuk secara alami pada makanan tertentu selama proses pemasakan.

Baca juga: BPOM temukan pangan mengandung zat berbahaya di warung kopi Banda Aceh

Proses terbentuknya akrilamida dalam makanan

Akrilamida muncul ketika asam amino dan gula alami dalam bahan makanan bereaksi saat dipanaskan pada suhu tinggi misalnya ketika digoreng, dipanggang, atau dibakar. Reaksi kimia yang disebut reaksi Maillard inilah yang memicu proses pencoklatan dan karamelisasi, sehingga makanan menjadi lebih gurih, beraroma, dan menggugah selera.

Sayangnya, selain memberikan warna dan cita rasa yang lezat, reaksi tersebut juga dapat menghasilkan akrilamida sebagai hasil sampingan. Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah akrilamida yang terbentuk, seperti suhu dan lama waktu memasak, jenis bahan makanan, hingga komposisi minyak atau bahan tambahan yang digunakan.

Contohnya, bahan makanan tinggi karbohidrat dengan kadar protein rendah seperti kentang lebih berisiko membentuk akrilamida ketika dimasak pada suhu tinggi.

Dampak bahaya akrilamida bisa menyebabkan kanker

Akrilamida tergolong sebagai senyawa kimia yang berpotensi berbahaya bagi tubuh. Namun, sama seperti zat gizi lainnya, yang menentukan efeknya adalah takaran atau dosis. Bahkan zat yang bermanfaat sekalipun bisa menjadi racun jika dikonsumsi berlebihan.

Paparan akrilamida dalam jumlah tinggi diketahui dapat memicu kerusakan dan gangguan pada sistem saraf. Sejumlah penelitian pada hewan juga memperlihatkan bahwa konsumsi akrilamida dalam dosis besar bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker.

Namun, hasil penelitian pada hewan tidak bisa sepenuhnya disamakan dengan manusia karena proses metabolisme keduanya berbeda. Menurut keterangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), akrilamida dapat terbentuk secara alami dalam makanan yang dimasak dengan suhu tinggi, seperti saat menggoreng atau memanggang.

Kendati demikian, FDA tidak melarang masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang digoreng atau dipanggang, melainkan menyarankan agar tetap menjaga keseimbangan pola makan dan memperhatikan cara pengolahan yang lebih sehat.

Baca juga: Bukan hanya nikotin, ini zat-zat beracun lain dalam rokok

Baca juga: Polisi tidak temukan zat berbahaya dalam tubuh Arya Daru

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article