Jakarta (ANTARA) - Setiap akhir Oktober, dunia seakan dipenuhi oleh suasana mistis yang penuh warna. Menariknya, pada tahun 2025, Halloween akan jatuh pada hari Jumat, 31 Oktober, menjadikannya waktu yang ideal bagi banyak negara untuk menggelar pesta, parade, dan tradisi khas mereka masing-masing.
Meski identik dengan kostum menyeramkan dan dekorasi labu, ternyata setiap negara memiliki cara unik dalam merayakan Halloween. Ada yang menonjolkan sisi spiritual untuk mengenang arwah leluhur, ada pula yang menjadikannya ajang hiburan dan kebersamaan keluarga.
Dari Eropa hingga Asia, setiap tradisi menyimpan kisah budaya dan makna mendalam yang terus hidup hingga kini. Berikut ini ragam tradisi dari festival Halloween di berbagai negara, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Tradisi Halloween di berbagai negara
1. Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, Halloween dirayakan dengan meriah dan penuh semangat. Anak-anak berkeliling ke rumah tetangga sambil berseru “trick or treat” untuk mendapatkan permen, sementara orang dewasa menikmati pesta kostum di rumah, bar, atau taman kota.
Labu yang diukir menjadi jack-o’-lantern menjadi simbol khas yang biasanya diletakkan di depan rumah sebagai hiasan. Kota-kota besar seperti New York bahkan mengadakan parade besar yang dipadati ribuan peserta.
Tak hanya itu, banyak orang juga memilih menghabiskan malam Halloween dengan menonton film horor atau mengunjungi rumah hantu buatan menjadikannya momen untuk menyalurkan kreativitas dan keseruan bersama.
2. Meksiko
Bagi masyarakat Meksiko, Halloween menjadi pembuka menuju perayaan Día de los Muertos atau Hari Orang Mati, yang berlangsung pada 1–2 November. Tradisi kuno ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan menjadi waktu bagi keluarga untuk mengenang serta “menyambut kembali” arwah orang terkasih.
Biasanya, keluarga menyiapkan makanan favorit mendiang, menghiasi makam dengan bunga, serta meninggalkan hadiah kecil. Peserta festival mengenakan topeng tengkorak dan menikmati permen khas berbentuk kepala tengkorak, dikenal dengan nama calaveras. Perayaan ini menggambarkan keyakinan masyarakat Meksiko bahwa kematian bukan akhir, melainkan bagian alami dari siklus kehidupan.
3. Inggris
Walau Halloween kini semakin populer di Inggris, perayaannya masih sering bersaing dengan Guy Fawkes Day yang jatuh pada 5 November. Hari ini memperingati kegagalan Guy Fawkes dalam upaya meledakkan Parlemen Inggris pada tahun 1605.
Anak-anak di Inggris tidak melakukan trick or treat seperti di Amerika, melainkan mengumpulkan uang sambil meneriakkan “penny for the Guy” untuk membeli bahan bakar api unggun yang dinyalakan saat perayaan. Jadi, suasana akhir Oktober di Inggris lebih banyak dipenuhi nuansa api unggun dan peringatan sejarah daripada kostum menyeramkan.
4. Irlandia
Sebagai tanah asal mula Halloween, Irlandia masih mempertahankan banyak tradisi lamanya. Warga di desa-desa biasanya menyalakan api unggun besar, menyajikan hidangan khas seperti barmbrack (roti berisi buah kering dan kacang), serta bermain permainan tradisional seperti bobbing for apples.
Meski kostum tetap digunakan, fokus perayaan di Irlandia lebih pada kebersamaan komunitas dan pelestarian cerita rakyat. Di Dublin sendiri, festival Halloween diwarnai parade dan pertunjukan seni yang menghadirkan suasana magis.
5. Kanada
Perayaan Halloween di Kanada tak jauh berbeda dari Amerika Serikat. Anak-anak turut melakukan trick or treat dan memakai kostum, hanya saja cuaca dingin membuat mereka harus mengenakan jaket tebal di bawahnya.
Kota seperti Toronto rutin menggelar parade dan mengubah taman hiburan menjadi rumah hantu tematik. Selain itu, masyarakat Kanada sering menambahkan sentuhan lokal lewat makanan khas musim gugur. Halloween pun menjadi momen kebersamaan yang hangat di tengah hawa dingin akhir Oktober.
6. Jepang
Dari Asia, Jepang dikenal dengan Kawasaki Halloween Parade, salah satu perayaan Halloween terbesar di negara tersebut. Diadakan setiap akhir Oktober sejak 1996, parade ini menampilkan ribuan peserta yang mengenakan kostum bertema seram atau karakter khas budaya pop Jepang.
Masyarakat Jepang yang memang gemar ber-cosplay menjadikan parade ini sebagai ajang berekspresi dan bersenang-senang. Sepanjang jalan, suasana berubah menjadi lautan warna, musik, dan kostum yang memadukan unsur tradisional Halloween dengan gaya modern Jepang.
7. Italia
Di Italia, tradisi Halloween dikenal dengan nama Ognissanti atau Hari Semua Orang Kudus. Perayaan dimulai beberapa hari menjelang 1 November, yang juga merupakan hari libur nasional. Masyarakat biasanya mengunjungi makam keluarga sambil membawa bunga segar, sehingga area pemakaman tampak indah dan penuh warna.
Saat senja tiba, lilin merah diletakkan di jendela dan meja sebagai penghormatan sekaligus simbol penyambutan arwah yang diyakini datang berkunjung. Tradisi ini menjadi wujud keseimbangan antara penghormatan spiritual dan keindahan budaya Italia.
Baca juga: Makna di balik simbol Halloween: Dari labu hingga penyihir
Baca juga: Kapan Halloween 2025? Simak hari, tanggal, dan asal usulnya
Baca juga: Bukan sekadar pesta kostum, ini sisi positif Halloween yang jarang diketahui
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.





















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4712422/original/082274000_1704936798-000_343E9UQ.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355398/original/029576100_1758298977-WhatsApp_Image_2025-09-19_at_22.50.23_f76b1b1f.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3515744/original/041629600_1626769193-000_ARP4069963.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3240237/original/048246700_1600303636-ps5-04.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4677184/original/009841400_1701920967-Screenshot_2023-12-07_103353.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355264/original/056678900_1758281471-WhatsApp_Image_2025-09-19_at_17.32.03.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1531926/original/069009300_1489055847-Nafa-Urbach-6.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5333528/original/078029600_1756646756-WhatsApp_Image_2025-08-31_at_15.18.12.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5141379/original/090135400_1740362319-Mohan_2.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352893/original/071452900_1758145788-AP25260730474674.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348808/original/094973100_1757900938-Raisa_Marie_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5333603/original/084951800_1756676375-rayo_vs_barcelona_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5343768/original/082983900_1757472213-063_2210940745.jpg)
