Indonesia tegaskan ASEAN-China harus jadi jangkar stabilitas kawasan

Jakarta (ANTARA) - Indonesia menegaskan bahwa kemitraan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan China harus terus berfungsi sebagai jangkar perdamaian dan stabilitas di kawasan ASEAN, khususnya di perairan.

“Kita harus bekerja sama secara erat untuk menjaga perdamaian dan stabilitas laut, dan menemukan cara kerja sama dan kolaborasi maritim untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat,” kata Menteri Luar Negeri RI Sugiono menurut siaran pers Kemlu RI di Jakarta, Selasa.

Sugiono menyampaikan hal tersebut dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-China ke-28 di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa.

Menurut dia, penandatanganan Protokol Peningkatan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA) 3.0 menandai tonggak sejarah lainnya yang akan meningkatkan kerja sama ekonomi kedua pihak ke tingkat yang lebih tinggi.

Menlu RI itu menekankan bahwa seiring kuatnya kemitraan ASEAN dan China, kedua pihak perlu memastikan bahwa perdagangan dan investasi tetap berkelanjutan dan adil bagi semua pihak yang terlibat.

Sugiono pun menegaskan bahwa Indonesia tetap berkomitmen untuk bekerja sama membangun kemitraan ASEAN-China yang lebih erat, damai, aman, sejahtera, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Selain itu, Menlu RI itu juga menyampaikan apresiasi Indonesia atas dukungan kuat China terhadap Palestina, menyerukan upaya kolektif untuk mengakhiri bencana kemanusiaan di Palestina guna mewujudkan solusi dua negara.

Protokol Peningkatan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA) 3.0 ditandatangani menjelang KTT ASEAN-China ke-28 di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa.

Protokol baru itu menjajaki kerja sama mendalam di bidang-bidang baru, secara komprehensif meningkatkan level keterbukaan, dan mendorong pembangunan inklusif.

Pembaruan tersebut mencakup sembilan bidang utama, meliputi area-area yang sudah ada seperti prosedur bea cukai dan fasilitas perdagangan, standar, serta kerja sama ekonomi dan teknis.

Tidak hanya itu, pembaruan juga mencakup bidang-bidang baru yang berpotensi tinggi seperti ekonomi digital, ekonomi hijau, interkonektivitas rantai pasokan, persaingan dan pelindungan konsumen, serta usaha mikro, kecil, dan menengah.

Baca juga: ASEAN-China resmikan ACFTA 3.0 guna perkuat perdagangan bebas regional

Baca juga: China respon pidato Presiden Marcos soal bahaya di Laut China Selatan

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.