Pecat Igor Tudor, Juventus Harus Bayar Mahal Keputusan Gegabah Manajemen

Liputan6.com, Jakarta - Kegagalan Juventus meraih kemenangan dalam delapan pertandingan berakhir tragis bagi Igor Tudor. Sang nakhoda kehilangan pekerjaannya.

Igor Tudor dipecat hanya sehari usai kekalahan Juventus 0-1 di kandang Lazio pada giornata ke-8 Liga Italia musim ini. 

Keputusan tersebut menjadi antiklimas menyusul angin optimisme yang berembus beberapa waktu lalu. Tudor mampu menciptakan stabilitas di akhir musim lalu. Torehan tersebut meyakinkan manajemen untuk memberinya kontrak permanen hingga 2027, dengan opsi perpanjangan satu tahun.

Kini pemecatan Tudor menjadi bukti kekacauan manajemen yang merugikan klub baik, dari segi performa tim maupun kondisi finansial. Juventus layak cemas memikirkan stabilitas penampilan Dusan Vlahovic dan kawan-kawan tanpa adanya arsitek. 

Pemecatan dini ini juga bakal menimbulkan kerugian ekonomi karena klub harus membayar sisa kontrak Tudor. Juventus kini harus segera mencari pengganti agar bencana yang tercipta tidak semakin parah.

Berita Video, Kenan Yildiz menjadi salah satu masa depan baru Juventus di dunia sepak bola

Juventus memutuskan berpisah dengan Igor Tudor setelah tujuh bulan menukangi klub, meski membawa tim finis di empat besar Serie A dan lolos ke Liga Champions. Massimo Brambilla ditunjuk sebagai caretaker, sementara Luciano Spalletti disebut kandidat terkuat pengganti permanen.

“Juventus FC mengumumkan telah membebastugaskan Igor Tudor sebagai pelatih kepala, beserta stafnya yang terdiri dari Ivan Javorcic, Tomislav Rogic, dan Riccardo Ragnacci,” demikian bunyi pernyataan klub.

“Klub berterima kasih kepada Igor Tudor dan seluruh stafnya atas profesionalisme dan dedikasi mereka selama beberapa bulan terakhir, dan mendoakan yang terbaik bagi karir mereka di masa depan.”

Masa jabatan Tudor di Juventus memang singkat, tetapi awalnya penuh harapan. Ditunjuk pada Maret 2025 menggantikan Thiago Motta, ia diberikan tugas menstabilkan tim dan membawa Juventus kembali ke empat besar, target yang berhasil dicapai dengan memastikan tiket Liga Champions sekaligus mendapat perpanjangan kontrak hingga 2027. Rekornya cukup menjanjikan dengan lima kemenangan, tiga imbang, dan satu kekalahan dalam sembilan pertandingan Serie A.

Namun, momentum positif itu cepat memudar. Juventus kini menjalani empat laga tanpa mencetak gol dan delapan pertandingan tanpa kemenangan. Hasil positif terakhir mereka tercatat pada pertengahan September saat menaklukkan Inter Milan 4-3.

Juventus mulai mengevaluasi kandidat pelatih jangka panjang, dengan Roberto Mancini, Luciano Spalletti, dan Raffaele Palladino berada di puncak daftar. Dari ketiganya, Spalletti muncul sebagai kandidat terkuat.

Menurut laporan Sky Sport, Spalletti sudah beberapa kali dikaitkan dengan Juventus, dan kini peluangnya lebih dekat dari sebelumnya. Mantan pelatih tim nasional Italia itu dikabarkan telah berdiskusi dengan FIGC untuk membebaskan diri pasca kegagalannya memimpin timnas, sekaligus menunjukkan keinginan kuat untuk kembali melatih klub. Pihak manajemen Juventus pun sudah melakukan kontak awal kemarin untuk membahas proyek dan kontraknya.