Kemlu RI pulangkan 26 WNI terlibat aktivitas "online scam" di Myanmar

Jakarta (ANTARA) - Sejumlah 26 warga negara Indonesia (WNI) berhasil dipulangkan ke tanah air usai keluar dari perusahaan pelaku penipuan daring atau "online scam" di Myawaddy, Myanmar, demikian diumumkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.

Menyusul pendalaman terhadap 26 WNI yang dipulangkan ke RI dan tiba di Jakarta pada Rabu pagi ini, diketahui ada satu WNI yang diduga menjadi pelaku perekrutan, dan yang bersangkutan telah diamankan pihak berwajib.

“Terduga pelaku sementara ditampung di shelter BP3MI Banten guna menjalani pemeriksaan oleh Bareksrim Polri,” menurut keterangan tertulis Kemlu RI diterima pada Rabu.

Sementara, 25 WNI lainnya ditempatkan di RPTC (Rumah Perlindungan dan Trauma Center) Bambu Apus milik Kementerian Sosial RI untuk proses asesmen lanjutan.

Kemlu RI menjelaskan bahwa 26 WNI yang terdiri dari 22 laki-laki dan 4 perempuan tersebut berhasil diseberangkan ke Thailand dari Myawaddy, yang diketahui merupakan wilayah konflik di Myanmar, usai keluar dari perusahaan pelaku "online scam".

Para WNI tersebut telah menjalani asesmen awal untuk identifikasi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Thailand sebelum kemudian dipulangkan ke Indonesia, kata Kemlu RI.

Kemlu RI memastikan bahwa para WNI yang dipastikan benar adalah korban TPPO akan mendapat pendampingan berupa rehabilitasi, reintegrasi sosial, pemberdayaan, dan pemulangan ke daerah asal sesuai amanah undang-undang.

“Namun, apabila dalam proses pendalaman ditemukan ada pihak yang terlibat sebagai pelaku ataupun pihak yang bertanggung jawab, kepolisian RI akan menindaklanjutinya sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” demikian Kemlu RI.

Kemlu RI senantiasa mengimbau supaya WNI yang hendak bekerja ke luar negeri supaya mengikuti prosedur resmi dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari risiko penipuan, eksploitasi, dan permasalahan hukum di negara tujuan.

Diketahui, Kemlu RI mencatat lebih dari 10.000 kasus penipuan daring melibatkan pelaku WNI terjadi sejak 2020, dan tercatat pula kasus yang pelakunya beraksi sampai ke Afrika Selatan.

Menurut Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha pada 20 Oktober, tidak semua dari 10.000 kasus tersebut melibatkan WNI yang menjadi korban TPPO, namun ada pula yang secara sukarela mengambil pekerjaan dalam sindikat penipuan daring.

“Dari 10 ribu dalam catatan kami, hanya sekitar 1.500-an yang merupakan korban TPPO,” kata Judha.

Baca juga: KBRI catat 20 orang WNI berhasil kabur dari lokasi judi online Myanmar

Baca juga: Polda Kepri usut proses rekrutmen ABK MT Shin Xing

Baca juga: Kemlu upayakan penyelamatan WNI kru kapal tertahan di laut Myanmar

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.