Warga Kepulauan di Sulawesi Utara Tunggu Janji Bahlil Soal Listrik

MANADO - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menjanjikan jika sebelum akhir tahun 2026 mendatang, kebutuhan listrik di Sulawesi Utara (Sulut) bisa terpenuhi.

Hal itu disampaikan Bahlil, usai meresmikan Bantuan Listrik di Kabupaten Minahasa, Sulut.

“Jangan sampai daerah-daerah yang berbatasan dengan negara lain merasa tidak diurus. Ini bukan hanya soal listrik, tapi soal kedaulatan negara,” ujar Bahlil.

Pernyataan Bahlil itu rupanya menjadi angin segar bagi warga Sulut. Pasalnya belum semua daerah telah terpenuhi kebutuhan pasokan listriknya secara penuh, padahal energi listrik tersebut sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi warga.

Kondisi ini salah satunya diungkapkan oleh Kandar, warga Desa Para Lelle, Kecamatan Tatoareng, Kabupaten Kepulauan Sangihe, yang mengaku desanya hanya mendapat pasokan listrik selama empat jam per hari, yakni sejak pukul 18.00 hingga 21.00 Wita.

“Kalau ada janji seperti itu bagus sekali, karena kami sangat butuh listrik. Kami rata-rata nelayan butuh mesin pendingin untuk menyimpan ikan yang kami tangkap, dan itu butuh listrik. Jadi kami tunggu janji itu,” kata Kandar.

Menurut Kandar, keterbatasan listrik tak hanya menghambat aktivitas ekonomi warga, melainkan berdampak pada berbagai kebutuhan lain, seperti pendidikan dan kesehatan.

Bahkan pada suatu kondisi, siswa di desanya mengalami kesulitan untuk mengikuti pembelajaran lewat daring, karena jaringan internet baru aktif ketika listrik menyala pada sore hari.

Pihak sekolah juga pernah secara terpaksa melakukan proses Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di pulau seberang, lantaran faktor teknis seperti listrik dan jaringan internet.

“Waktu UNBK, sekolah bahkan harus pindah ke pulau Nitu yang ada di seberang, karena punya jaringan 4G,” tuturnya.

Kandar berharap janji pemerintah untuk memenuhi pasokan listrik ke seluruh daerah di Sulut bisa terealisasi dan berlangsung selama 24 jam, tidak lagi terbatas hanya empat jam saja.

Sebab katanya, pasokan listrik itu bisa jadi solusi bagi warga dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya, baik melalui pengelolaan hasil perikanan maupun akses pendidikan bagi anak-anak.