Peduli Perubahan Iklim, Guru Besar Bentuk Satgas Lingkungan Berkelanjutan

(MI/HO)

GELOMBANG panas, kenaikan permukaan laut, kekeringan, dan bencana ekologis tidak lagi menjadi prediksi masa depan, tetapi kenyataan yang hadir di tengah masyarakat. Dalam konteks ini, para guru besar menegaskan bahwa keilmuan tidak boleh menjadi penonton.

Karena itu, Persatuan Guru Besar Indonesia (Pergubi) menyepakati pembentukan Satgas Lingkungan Berkelanjutan. Satgas ini bukan sekadar struktur organisasi tambahan, melainkan gerakan keilmuan nasional yang berpijak pada sains, nilai kemanusiaan, dan tanggung jawab moral terhadap bumi. 

"Gerakan ilmiah harus hadir di garis depan perubahan. Tanpa ilmu, aksi iklim hanya akan menjadi slogan," tegas Ketua Umum Pergubi Prof. Hoga Saragih dalam keterangan resmi, Selasa (28/10). 

Satgas Lingkungan Berkelanjutan akan berperan sebagai ruang koordinasi dan advokasi ilmiah untuk mendukung komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement dan Sustainable Development Goals (SDG) 13: Climate Action. Melalui wadah ini, para guru besar akan mengarusutamakan isu perubahan iklim dalam kurikulum pendidikan tinggi, penelitian strategis, serta pengabdian masyarakat.

Menurut para guru besar, perubahan iklim bukan semata urusan ahli lingkungan. Isu ini juga merambah bidang teknologi, hukum, ekonomi, sosial, hingga budaya.

Bagi Prof. Dr. Ir. Gimbal Doloksaribu, aspek budaya pun memiliki peran krusial. "Perubahan iklim juga mengancam warisan sosial-budaya kita: dari sistem pangan tradisional hingga kearifan lokal. Ini bukan sekadar tentang bertahan, tetapi tentang menjaga jati diri bangsa," kata Prof. Gimbal.

Prof. Dr. Rudy Harjanto dari LSPR Institut Komunikasi dan Bisnis menambahkan Satgas Lingkungan Berkelanjutan akan memperkuat jejaring kolaboratif antara kampus, pemerintah, masyarakat sipil, dan dunia usaha. Lebih jauh lagi, Satgas ini diharapkan memperkuat diplomasi sains Indonesia di tingkat global, menjadikan Indonesia bukan hanya negara terdampak, tetapi juga pemimpin moral dan ilmiah dalam aksi iklim dunia.

Beberapa langkah awal yang disepakati dalam pembentukan Satgas Lingkungan Berkelanjutan meliputi pembentukan Tim Inisiatif Guru Besar sebagai penggerak utama gerakan ilmiah ini. Selanjutnya, penyusunan Rencana Aksi Kerja Lima Tahun (Satgas Climate & Sustainability Roadmap) sebagai panduan strategis dalam menjalankan program-program keberlanjutan. 

Satgas juga akan menjalin kemitraan strategis untuk memperkuat jejaring dan kredibilitas ilmiah di tingkat nasional maupun global, seperti dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), United Nations Environment Programme (UNEP), serta UNESCO. Selain itu, direncanakan pengembangan Climate Knowledge Hub yang berfungsi sebagai pusat pengetahuan ilmiah dan literasi publik nasional terkait perubahan iklim dan keberlanjutan lingkungan. (I-2)