Cak Imin ke Masyarakat yang Ingin Bekerja di Kamboja: Jangan Asal Berangkat

MENTERI Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tidak sembarangan berangkat kerja ke luar negeri. Khususnya ke Kamboja yang ia anggap tidak aman.

Cak Imin, sapaan akrabnya, mewanti-wanti agar para calon pekerja migran Indonesia tidak asal berangkat ke luar negeri. "Cek dan pastikan, perlu diketahui warning-nya," kata dia yang ditemui di kawasan Jakarta Pusat pada Selasa, 28 Oktober 2025.

Dia mengatakan negara tetap mengizinkan masyarakat yang ingin menjadi pekerja migran untuk tetap berangkat ke Kamboja. Sebab, ujar dia, bepergian ke luar negeri termasuk untuk bekerja ialah hak asasi tiap-tiap individu.

Namun, Cak Imin meminta kepada masyarakat untuk tidak menelan mentah-mentah informasi perihal tawaran pekerjaan di Kamboja. Apalagi terhadap informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya. "Sehingga yang paling penting ialah jangan berangkat sebelum siap," ujar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ini.

Dia menyatakan pemerintah bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh akan terus melakukan diplomasi. Termasuk menggalakkan program perlindungan yang lebih utuh kepada pekerja migran Indonesia di Kamboja.

"Mulai dari sistem perlindungan, penanganan kasus, dan fasilitas administratif yang terbuka terus di KBRI kepada semua warga yang butuh bantuan administrasi," ucap mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini.

Dalam catatan kementeriannya, Cak Imin mengungkapkan saat ini terdapat sekitar 100 ribu pekerja migran Indonesia di Kamboja. Mereka termasuk pedagang yang berjualan di Kamboja. Pedagang itu mengelola kuliner khas Nusantara di Kamboja, mulai dari Soto Lamongan, Rujak Cingur, hingga Pecel Madiun. 

Adapun Kamboja merupakan satu dari sejumlah negara di Asia Tenggara yang tercatat sebagai lokasi dengan frekuensi tertinggi terjadinya kejahatan penipuan daring serta perdagangan orang. Data dari KBRI Phnom Penh juga mencatat terjadi peningkatan tajam jumlah kasus kematian warga negara Indonesia yang bekerja di Kamboja. Jumlahnya naik hingga 75 persen selama periode Januari hingga Maret 2025, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.