Jakarta (ANTARA) - Pernahkah Anda merasakan sensasi geli seperti ditusuk jarum halus pada tangan atau kaki hingga terasa kebas? Kondisi ini yang dikenal sebagai kesemutan.
Kesemutan umum terjadi dan biasanya muncul setelah tubuh berada dalam posisi yang sama terlalu lama, misalnya saat duduk bersila atau tidur dengan tangan tertekuk. Meski sering dianggap sepele dan akan hilang dengan sendirinya, kesemutan sebenarnya memiliki penjelasan medis yang menarik.
Apa sebenarnya yang terjadi pada tubuh ketika kesemutan muncul? Mengapa sensasi ini bisa terasa tiba-tiba dan membuat bagian tubuh sulit digerakkan untuk sementara? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Apa itu kesemutan dalam medis?
Dalam dunia medis, kesemutan dikenal sebagai parestesia, yaitu sensasi tidak biasa pada tubuh yang terasa seperti ditusuk jarum halus, bergetar ringan, hingga mati rasa. Walau bisa muncul di bagian tubuh mana saja, paling sering terjadi pada tangan, kaki, atau kepala.
Kesemutan ada yang bersifat sementara dan ada pula yang terjadi dalam jangka panjang. Keluhan yang muncul sesekali biasanya disebabkan oleh tekanan pada saraf, misalnya ketika tidur menindih tangan atau duduk bersila terlalu lama. Bahkan setelah olahraga berat, kesemutan juga bisa muncul karena aliran darah yang berubah.
Pada kondisi yang hanya sementara, keluhan biasanya hilang dengan sendirinya setelah tekanan pada saraf dilepaskan. Namun, bila kesemutan berlangsung terus-menerus, sering kambuh, atau muncul tanpa pemicu yang jelas, kondisi ini dapat menjadi pertanda gangguan kesehatan, seperti diabetes. Dalam situasi tersebut, pemeriksaan ke dokter sangat dianjurkan.
Apa yang terjadi di dalam tubuh saat kesemutan?
Dilansir dari emc.id, sensasi kesemutan terjadi melalui beberapa mekanisme berikut:
1. Tekanan pada saraf atau pembuluh darah
Ketika bagian tubuh tertekan dalam waktu lama misalnya posisi tidur yang salah atau kaki disilangkan terus-menerus aliran darah ke saraf dapat tersumbat. Kurangnya suplai darah ini memicu sinyal “gangguan” yang kemudian dirasakan sebagai kesemutan.
2. Respons otak terhadap perubahan saraf
Otak memiliki peran besar dalam menafsirkan sinyal saraf. Ketika ada gangguan sementara, otak mendeteksi-nya sebagai sensasi aneh pada area tubuh tertentu. Begitu saraf berfungsi normal kembali, rasa kesemutan pun mereda.
3. Aliran darah kembali normal
Saat tekanan pada saraf mulai berkurang, suplai darah meningkatkan kembali aktivitas saraf. Proses pemulihan ini justru bisa menimbulkan sensasi kesemutan yang lebih kuat sebelum akhirnya menghilang.
4. Terganggunya sinyal saraf
Saraf berfungsi mengirim informasi sensorik dari tubuh ke otak. Jika saraf terhimpit atau teriritasi, sinyal tersebut tidak tersampaikan dengan baik. Otak pun menerima respons yang kacau dan menafsirkan-nya sebagai sensasi menusuk, geli, atau seperti terbakar.
Baca juga: Penyebab dan cara mengatasi cegukan terus menerus dengan efektif
Baca juga: 8 cara mengatasi kaki sering kesemutan dan penyebabnya
Baca juga: Sejumlah tanda peringatan tubuh kekurangan nutrisi
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.




















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4712422/original/082274000_1704936798-000_343E9UQ.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355398/original/029576100_1758298977-WhatsApp_Image_2025-09-19_at_22.50.23_f76b1b1f.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3515744/original/041629600_1626769193-000_ARP4069963.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3240237/original/048246700_1600303636-ps5-04.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4677184/original/009841400_1701920967-Screenshot_2023-12-07_103353.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355264/original/056678900_1758281471-WhatsApp_Image_2025-09-19_at_17.32.03.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352893/original/071452900_1758145788-AP25260730474674.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5141379/original/090135400_1740362319-Mohan_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348808/original/094973100_1757900938-Raisa_Marie_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5343768/original/082983900_1757472213-063_2210940745.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5360899/original/089183600_1758769113-AmriNita3_R16_KoreaOpen2025_PBSI_20250925.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355946/original/058524700_1758385168-AP25263534765019.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5349658/original/078498700_1757926641-IMG_20250915_110940_977.jpg)
